Senin, 28 April 2014

Jangan cintai aku apa adanya - Tulus

since I lost my bb jadi sering ngeradio lagi, moreover, it’s such a pleasure daripada denger lagu di playlist hp yg (kadang) (dan seringnya) itu lagi itu lagi..
Alasan pribadi, sih, karena kalo di radio lagunya surprise, either kamu suka atau nggak, mau gak mau kita jadi ngedengerin.
So, back to the story, sambil nunggu jam kantor beres, tetiba lagu ini muter di radio: 
“Jangan cintai aku apa adanya..jangan..
Tuntutlah sesuatu biar kita jalan ke depan”
-      - Jangan Cintai Aku Apa Adanya by Tulus
Aaaaaakkkk!!! *langsung histeris gitu gue* *tapi dalam hati aja* :]
Suka banget liriknya, dan maknanya dalem (tsssaaahhh!!) lagu ini pernah banget dikirimin di whatsapp sama partner belum lama ini.
Jadi gini, di saat di mana – mana pada nuntut “cinta apa adanya”, “nyari yg nggak neko-neko”, “unconditianal love; cinta tak bersyarat”. Deseu malah ngelawan arus, minta jangan dicintai apa adanya, minta dituntut sesuatu. Though, emang sih, ternyata ada maksudnya dia minta dituntut “biar kita jalan ke depan” gitu katanya.
..... “Cintai aku apa adanya” .....
Emang manis tuh kata-kata, means a lot, which is kayaknya enak aja gitu kan dicintai tanpa dituntut; dikasih syarat macem-macem. But, pernah nggak sih kita mikir kalo “cintai aku apa adanya” ituh bikin stuck, jalan di tempat. Kan gak boleh nuntut, terima apa adanya, whatever the terms and conditions are.
Mengutip dari my fave blog-writer, Fa:
“buat saya orang yg bilang ‘cintai aku apa adanya’ itu orang paling egois sedunia. Jadi kalo kamu tukang selingkuh, terus kamu punya pacar, pacar kamu gak boleh protes dong kalo kamu selingkuh! Kan ‘cintai aku apa adanya’.”
That’s the point, jadi manusia itu berkembang, kan? Relationship pun gitu, moving forward, kalo nggak, ya stuck. Means, kamu dicintai apa adanya tanpa dituntut, ya stuck. Gitu – gitu aja. Datar. Flat! Hey! Life is never flat, Sist..
Beda kalo kamu dituntut sesuatu, pasti berusaha buat dapetin, apalagi buat orang yg disayang. Priceless..
Ada mimpi, ada yg dikejar, ada tujuannya, jelas!
Relationship itu maju, bukannya mundur. Begitu bukan?
Nah, terus gimana kalo punya pacar tukang nuntut? (padahal bukan jaksa)
Kalo matre itu tukan nuntut juga? Kalo possessive & insecure termasuk tuntutan bukan?
Again, sesuatu yg berlebihan nggak pernah dengan berakhir baik. Dan jelas kalo matre itu nuntut berlebihan. Possessive and insecure juga masuk tuntutan yg berlebihan (eh, iya, nggak, sih).
Kayak kita makan sesuatu kebanyakan, even kita suka sama makanan tersebut, pasti ntar jadi eneg, begah kekenyangan, lama – lama muntah. *muntah paku*
Terus, tuntutan yg kayak gimana dong yg nggak berlebihan dan buat moving forward?
Ya, macem – macem sih, yg motivasional lah pokoknya. Kritik aja ada yg membangun, masa tuntutan nggak.
Nuntut supaya bangun pagi misalnya, biar nggak telat masuk kelas atau masuk kantor. Nuntut supaya kurusin dikit, biar enak diliatnya haha
Pokoknya selama tuntutan itu demi kebaikan bersama dalam sebuah hubungan dan menguntungkan kedua belah pihak, berarti baik adanya. Kalo nuntutnya cuma buat kebaikan dan keuntungan sepihak, itu mah mau menang sendiri. There’s no “I” and “U” in “we”.
... but there’s “U” in “us”
Tetep ye situ maunya yg dominan, banyak maunya. Hehehe..

Tak sulit mendapatkan mu
Karena sejak lama kau pun mengincarku

Tak perlu lama-lama
Tak perlu banyak tenaga
Ini terasa mudah

Kau terima semua kurangku
Kau tak pernah marah bila ku salah
Kau selalu memuji apapun hasil tanganku
Yang tidak jarang payah


Jangan cintai aku
Apa adanya
Jangan

Tuntutlah sesuatu
Biar kita jalan ke depan


Ya, seringkali terjadi memang, mencintai (terlalu) apa adanya sehingga tak ada resolusi menuju sesuatu yang lebih baik. Padahal, dengan cinta kekuatan satu ditambah satu tak hanya menjadi dua melainkan bisa menjadi delapan atau tigabelas. Padahal, dengan cinta letih berjuang bisa cepat tergantikan dengan semangat baru. Padahal, dengan cinta resolusi dan mimpi-mimpi tak hanya diperjuangkan seorang diri.

Jangan mau menjadi biasa saja, kalau memang cinta. Katanya cinta, tapi mau ketemu aja nanti-nanti mulu (nah nunduk deh inget shalatnya suka nanti-nanti). Katanya cinta, tapi disuruh ngerjain sesuatu aja alesan mulu. Katanya cinta, tapi dites cintanya dengan ujian udah ngeluh dimana-mana. Katanya cinta, tapi nyebut namaNya aja kalo pas inget aja. Katanya cinta, tapi rela mencintai dengan sangat apa adanya, ngga mau berlomba-lomba dalam mencapatkan cintaNya juga. Fastabiqul khairat! Yuk ah berlomba dalam kebaikan.

Ah iya, jangan cintai aku apa adanya. Mari berupaya bersama untuk masa depan yang lebih baik :)


0 komentar:

Posting Komentar

© ranyndwisubakti 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis