Minggu, 20 Juni 2010

Kepada Kamu Dengan Penuh Ketakutan*

Aku takut. Aku takut saat merasa senang lagi bertemu dengan kamu, tersenyum malu-malu, dan menebak-nebak, selalu menebak-nebak. Aku benci deg-degan menunggu kamu, Dan di saat kamu muncul di facebook, aku akan tiduran tengkurap, bantal di bawah dagu, lalu berpikir, tersenyum, dan berusaha mencari kalimat-kalimat lucu agar kamu, di seberang sana, bisa tertawa,aku benci mengingat senyumu tapi aku sadar aku selalu membutuhkan senyuman itu.
Aku takut terkejut melihat SMS kamu nongol di inbox-ku dan aku benci kenapa aku harus memakan waktu begitu lama untuk membalasnya, menghapusnya, memikirkan kata demi kata. Aku takut ketika jatuh cinta, semua detail yang aku ucapkan, katakan, kirimkan, tuliskan ke kamu menjadi penting, atau aku bisa jadi kehilangan senyum kamu. Aku benci harus berada dalam posisi seperti itu. Tapi, aku tidak bisa menawar, ya? aku nyaman ternyata.:)

Aku benci harus menerjemahkan isyarat-isyarat kamu itu. Apakah pertanyaan kamu itu sekadar pancingan atau retorika atau pertanyaan biasa yang aku salah artikan dengan penuh percaya diri? Apakah kepalamu yang kamu senderkan di bahuku dulu hanya gesture biasa, atau ada maksud lain, atau aku yang-sekali lagi-salah mengartikan dengan penuh percaya diri?
Aku takut harus selalu memikirkan kamu sebelum tidur seperti malam ini dan malam malam sebelumnya dan merasakan sesuatu yang bergerak dari dalam dada, menjalar ke sekujur tubuh, dan aku merasa pasrah, gelisah. Aku benci untuk berpikir aku bisa begini terus semalaman, tanpa harus tidur. Cukup begini saja.!
Aku takut ketika kamu menempelkan kepalamu ke sisi kepalaku, saat kamu mencoba untuk melihat sesuatu di handphone yang sedang aku pegang. Oh, aku benci kenapa ketika kepala kita bersentuhan, aku tidak bernapas, aku merasa canggung, aku ingin berlari jauh. Aku benci ketika aku harus sadar atas semua kecanggungan itu tapi tidak bisa melakukan apa-apa.


Aku benci harus mencari-cari kesalahan kecil yang ada di dalam diri kamu. Kesalahan yang secara desperate aku cari dengan paksa karena aku benci untuk tahu bahwa kamu bisa saja tanpa cela, dan aku, bisa saja masih telalu sayang kepadamu walau dengan segala kekurangan mu.
Aku takut aku tahu kalau aku sadar masih terlalu sayang,. Demi Tuhan, di dalam perasaan menggebu-gebu ini, di balik semua rasa kangen, takut, canggung, yang bergumul di dalam dan meletup pelan-pelan tapi inilah yang terjadi…
tapi kini aku benar benar takut sendirian tanpa kamu. dan aku sadar ketakutan itu adalah semua yang nyata dari semua yang paling aku takutkan.

1 komentar:

© ranyndwisubakti 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis